Selamat datang dirumah Pribadi-ku. Rumah yang dikonstruksi atas fantasi ruang dan dimensi waktu; Kamar kemerdekaan berpikir dan ruang kebebasan berpendapat. Silahkan telusuri setiap sudut dan pojoknya sehingga membuka imajinasi untuk saling berbagi perasaan, pemikiran, pemahaman dan keyakinan.. Dari sini kita akan menjadi satu simpul dalam dimensi virtual tak berbatas.. Salam Adventure..

Selasa, 22 Maret 2011

"Senja Dalam Pena"

Dalam langkah kecil, seorang anak malu-malu. Menunduk penuh arti, dalam balutan senja yang tenang dan damai sore itu.Tangannya mendekap erat sebuah buku harian kecil berwarna cokelat dengan balutan pita berwarna putih di covernya. Ia menetap lekat, sangat lekat pemandangan tak berujung di hadapannya.
Perlahan ia membuka buku harian yang sedari tadi di dekapnya. Menghela nafas panjang. Sembari sekali-kali menerawang sekitar. Angin sepoi-sepoi menyibakkan rambut sebahunya. Semburat sandikala menyapu pandangannya. Kicauan burung menciptakan harmoni yang begitu indah, kala lelah mengurung mereka dan senja yang mulai mucul untuk mengantarkan mereka ke peraduan tempatnya sedikit menghela nafas setelah lelah seharian bertarung dengan waktu.Lembaran pertama ia buka, dilihatnya foto keluarganya. Ada Ibu, Ayah, dan dua orang adiknya. Raut wajah penuh keceriaan dan hangatnya kebahgiaan begitu terasa, bahkan terpancar dari setiap pemandangan yang berhasil di abadikan dari sebuah lensa.
Ia kemudian mencoba menjajaki halaman berikutnya. Lembar demi lembar catatan yang dibuka, seakan menyapanya. Dengan lembut. Mencoba mengiringnya ke waktu yang lalu. Mencoba meyakinkan dirinya, bahwa peristiwa-peristiwa dalam lembar kenangan itu pernah ada, pernah terjadi. Lembar demi lembar mengiring ingatannya ke alam mimpi yang kerap kali membuatnnya terbuai. Satu per satu bayangan itu muncul. Bayangan tentang kejadian yang dulu pernah begitu diharapkannya. Tapi, sekarang...........
Dunia berkata lain. tidak ada maksud mendeskriminasi, menjudge, dsb. Ada yang berkata bahwa "Hidup adalah pilihan, bahkan tidak memilihpun itu adalah sebuah pilihan". Tata hidup yang begitu indah pernah digambarkannya. Tapi, ia haya manusia. manusia biasa yang hanya mampu bemimpi dan berusaha, namun ada dzat maha agung yang memiliki kuasa untuk menentukan segalanya.
Sembari menengadahkan kepalanya, ia menghela nafas, memutar otak, seakan berfikir keras. Diambilnya pena cokelat dari saku bajunya. Melihat lembaran kosong pada buku hariannya, tangannya menjadi gatal untuk sedikit menorehkan goresan di setiap helainya.
"aku telah sampai di tempat ini, aku tidak mungkin untuk mundur lagi. Suatu saat akan kubuktikan bahwa aku tidak berada di tempat yang salah.....
Bukankah.....tidak ada kesuksesan yang pernah dijual murah?!"
Senyum simpul tersungging dari bibir manisnya, sembari menyaksikan semburat senja yang menggelinding perlahan menuju peraduannya.

"http://penacokelat.blogspot.com/search/label/Senjaku"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar